Makassar, 17 Februari 2025 – Aliansi warga dari Bukit Baruga Cluster Java 3, Bali Regency, dan Balithai menyuarakan tuntutan mereka atas kerugian besar yang dialami akibat banjir yang melanda kawasan hunian tersebut. Warga menilai pihak pengelola gagal dalam mengantisipasi dan mencegah potensi banjir, yang menyebabkan dampak serius bagi mereka.
Dalam pernyataan resminya, warga menyebutkan bahwa mereka membutuhkan hunian yang nyaman, aman, dan bebas dari ancaman banjir. Namun, kurangnya langkah mitigasi yang dilakukan oleh pengelola membuat mereka harus menghadapi kerugian materil yang tidak sedikit. Banyak rumah mengalami kerusakan parah akibat genangan air, serta barang-barang berharga yang ikut rusak.
Kejadian banjir ini sudah terjadi untuk kedua kalinya, dan kali ini merupakan yang paling parah. Salah satu warga menyatakan bahwa pada kejadian pertama, seharusnya pihak pengelola sudah memikirkan langkah pencegahan yang lebih baik, tetapi sampai saat ini banjir masih terus terjadi. Warga juga menuntut keadilan karena saat membeli rumah, mereka dijanjikan bahwa kawasan ini bebas banjir.
Sebagai bentuk protes atas kelalaian ini, warga akan menggelar aksi demonstrasi pada tanggal 18 Januari 2025. Aksi ini bertujuan untuk menekan pihak pengelola agar bertanggung jawab dan memberikan ganti rugi kepada warga terdampak. Selain itu, mereka juga menuntut adanya perbaikan infrastruktur dan sistem drainase guna mencegah kejadian serupa terulang di masa mendatang.
Beberapa pihak menyebutkan bahwa dibukanya pintu Bendungan Bili-bili di Gowa menjadi penyebab utama banjir. Namun, warga yang terdampak menegaskan bahwa hal tersebut tidak bisa dijadikan alasan utama. Mereka berpendapat bahwa pengelola seharusnya sudah memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang memadai untuk mengantisipasi risiko banjir jika pintu bendungan tersebut dibuka.
Salah seorang perwakilan warga, Ahmad Rahman, menyampaikan bahwa masyarakat sudah berulang kali mengajukan keluhan kepada pihak pengelola, namun hingga saat ini belum ada tindakan konkret yang dilakukan.
“Kami hanya ingin kejelasan dan tanggung jawab dari pihak pengelola. Hunian yang kami beli seharusnya memberikan rasa aman, bukan justru mendatangkan bencana akibat buruknya manajemen lingkungan,” ujar Ahmad.
Demonstrasi yang akan dilakukan pada 18 Januari 2025 mendatang diperkirakan akan melibatkan ratusan warga dari tiga kompleks perumahan yang terdampak. Mereka berharap aksi ini dapat memberikan tekanan agar pihak pengelola segera merespons tuntutan mereka secara serius.
Hingga berita ini diturunkan, pihak pengelola Bukit Baruga belum memberikan pernyataan resmi terkait tuntutan warga.
Perkembangan lebih lanjut mengenai aksi ini akan terus dipantau dan diperbarui.